Seharusnya Hari Ini

Impian setiap Mahasisa

Seharusnya hari ini ada postingan. Entah tentang apa? yang penting ada isi. Semacam ambisi. 

"Seharusnya, semestinya" adalah kata penyesalan yang "sebenarnya" bisa di atasi. Seharusnya hari ini aku sudah bisa beli mobil, seharunya aku sudah wisuda, seharusnya hari ini aku sudah memiliknya, mestinya aku yang mendampinginya dipelaminan bukan jagain parkrian.

Aku mau berbagi cerita derita dengan kalian. Ya kalian yang lagi baca.. Semoga ini jadi pelajaran buat kita semua.



Kejadian itu ketika aku baru berusia 6 bulan dalam kandungan. Ya, ya.. 6 bulan dalam kandungan untuk satu semester perkuliahan. Saat itu aku dapat tugas dari dosen yang selalu berigas(beri tugas). Pada awal semester, tugas itu sudah diberikan dan harus dikumpukan sebelum ujian akhir semester(UAS).

Ketika besoknya tugas itu harus dikumpulkan. Aku baru ingat keberadaan tugas itu. Tugas itu semaca semiastral yang sering mengganggu bantalku. Tidur gak nyenyak. Mau makan mikirin kamu, mau minum mikirin kamu, tapi, apa kamu mikirin aku? eh.

Jadwal matakuliah itu jam tujuh malam. Aku kerjakan di warnet. Ku cari semua bahannya di google. Jurus jitu yang digunakan mahasiswa seperti ane ini tentu saja copas, copy and paste. Tidak. Kali ini ngerjainya tulis tangan.

Sejam aku mengerjakan tugas itu. Satu lembar kertas folio bergaris baru selesai. Anak-anak diwarnet ribut,   ributnya bukan main minta ampun. Anak-anak itu masih SD(Sekolah dasar) karna baju putih dan celana merah yang digunakannya. Anak sekarang bukannya sekolah tapi nge-game diwarnet. HuftB4n63Dd

Padahal jaman ku dulu mainya layang-layangan, kelereng lompat tali. Tapi tetep pulang sekolah main Play Station. Sama :D

Aku baeranjak dari kursi manis diwarnet itu dan membayar bilingnya. Kenapa? karna aku mutusin untuk nanyak keteman yang lebih paham tentang tugas itu. Di warnet itu juga aku tau kalau google gak bisa ngasi solusi tentang masalahku. Segala kata kunci tentang tugas ku tak dapat ketemu. yang lebih parahnya lagi aku ketik di textbox google "Kamu tau gak jodoh aku nanti siapa". Si mbah google diam bersiul.(Ngajak berantem ni mbah). "Trus mbah, kenapa aku masih jomblo". Kakak diwarnet langsung ngirim pesan "Takdir Pak". Kampretomelonnodijusoenaksekalino. (yang jaga warnet, tinggalnya masih satu gang)

Waktu semakin berlalu. Dalam perjalan kerumah temanku. Hal-hal yang tak diinginkan selalu datang disaat kita belum siap. Awan mendung dan turunlah air dari langit. Padahal perasaan si awan baik-baik aja. Ya, aku berteduh ke gubuk di tepi jalan karna hujan. Biasanya motorku selalu membawa mantel. Pasku lihat di jog. gak ada sama sekali.

Hujan yang cukup lama membuat aku tidak dapat berbuat apa. Walaupun sudah berteduh aku masih saja kaena tempiasan airnya. Wajar saja, yang berteduh di gubuk itu 5 orang. Tentu ada yang akan menjadi korban tetap kebasahan. Dan itu aku.

Tuhan emang maha melihat dan maha tau segalanya. Nurunin hujan karna dia tau kalau aku emang gak sanggup ngerjain tugas itu.

Dan sampailah aku pada waktunya. Ngumpulin tugas. Salah satu teman berjalan untuk ngambil satu persatu tugas teman yang lain. Temanku menghampiriku, lalu ku bilang "Lewat". Ada beberapa yang belum ngumpulin tugas tapi dengan alasan masing-masing. Ada yang kerjalah, ikut kegiatan kampuslah, banyak ngerjain tugas yang lain. Setelah teman-temanku selesai dengan alasannya. Gilirianku. Untuk beralasan saja aku sepertinya harus banyak belajar. Dengan tanpa membawa sekantung alasan, aku menghampiri dosenku. Bu dosennya cantik(banget). Tapi kenapa hari itu beliau seperti pemeran buaya putih, Suzana. Matanya melotot tajam ada mawar putih di kepalanya tapi tetap anggun. Yang diam diam akan menerkamku karna gak ngumpulin tugas. Apa yang dikatakannya: kembali ketempat.

Dosennya emang baik kirain beliau mau ngunyah aku dan tugasku yang belum selesai dengan kuah-kuahnya. Tapi yang beliau lakukan adalah ceramah. Waktu tak pernah kembali anak-anak dan bla-bla bla dengan menjaga ke anggunannya. Kalau kalian berada pada posisi kami. Tak sedikitpun raut wajahnya melihatkan kemarahannya.

Dan sampai pada puncaknya. Dosenku berkumandang, "Apa yang kelian berikan ke ibu. Itu juga yang akan ibu kembalikan kepada kalian". Maksud dosenku Segala bentuk tugas dan apa saja yang menjadi penilaian di kelas termasuk prilaku yang kita berikan kepada dosen akan menjadi nilai yang akan kita dapatkan nantinya.

Disaat itu juga aku mikir dengan penuh penyesalan. Gak ngumpulin tugas itu udah ngilangin 20% untuk nilahi akhir, belum lagi mid yang seadanya ditambah lagi absensi yang.. ah sudahlah. Ya seharusnya udah dikumpul, nggak nunda kayak gini.

Sebenarnya postingan ini udah lama nge-draft. malas mau ngelanjuti ceritanya.
Dan nasibku, mengulang di semsester genap.

Comments

  1. Semangat!
    Semua kejadian ada hikmahnya.
    Hikmah sekarang, harus lebih rajin dan semaaangaaaaaattt!
    :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Satu hal yang anda sering dilupakan "komentar"