Suka Duka Merangkai Kata

Merangkai Kata

Pasti hal pertama dirasakan susahnya untuk memulai sebuah tulisan adalah menulis kata pembuka. Idenya ada, tapi bingung mau memulainya dari mana. Basa-basi dulu, abis itu ke pokok permasalahan, baru penutup. Ada juga kata pembuka yang berisikan inti dari pembahasan sekaligus menampilkan quote-nya. Ada juga yang tiba-tiba langsung "Sekian, Terima Kasih".

Dari pertama kali ngeblog pada tahun 2010 sampai sekarang(2015). Masih saja diriku memikirkan hal itu. Bahkan kata pembuka dari kata pertamanya saja mikirnya sampai berjam-jam. Kata-kata pembuka itu kayak menari-nari di dalam kepala, hingga terlelap dalam lamunan, lalu sadar belum melakukan apa-apa, tapi hati tertinggal disana. Bisa bayangkan. *Enggak*

Entah dimananya susah, misalnya yang mau kita tuliska adalah "Cinta". Bisa saja dimaluai dari kata Aku", dan kata berikutnya "Cinta" yang kita telah lalui dari membaca hati kita masing-masing.  Nah setelah itu adalah penutup yang akan mengakhiri sebuah cerita dan berhenti di "Kamu". Tapi cobalah untuk merangkai hingga menjadi "aku ingin mengatakan rasa ini kepada kamu bahwa..." tolong ini jangan disalah artikan tapi coba diresapi... lah.

Ketik atau nulis sambil edit. Nah itu sering tuh. Kayak orang mau nambahin pulsa listrik dirumah tapi dengan nomor yang udah kepakai. Masukan nomornya, terus salah, hapus lagi, coba lagi yang lain, salah lagi trus gitu sampai koinnya di museumkan. Sama kayak nulis diblogkan, baru satu kalimat, kayaknya ndak bagus, trus hapus. tulis lagi, gitu lagi.

Biasanya kita takut salah atau bahkan disalah artikan. Belum lagi salah menggunakan kata-kata yang kurang tepat. Seperti menggunakan kata yang semestinya ada di toilet dan digunakan untuk menuliskan sesuatu. Sekarang sadar, banyak hal yang dapat diterwakan selain menggunakan kata-kata seperti itu. Mestinya letakanlah pada tempatnya karena kita percaya pada pembaca itu baik hatinya.

Guruku pernah bilang dalam belajar, salah itu biasa. Kitapun mencoba kesalahan itu seakan sengaja khilaf. Akibatnya kesalahan yang dimaafkan tak dapat dilupakan, dapat dilupakan namun tak dapat diperbaiki hingga benar-benar tak dapat dimaafkan. padahal kesalahan bukan terjadi pada niat pelakunya tapi karna keterbatasan dan membataskan(dan ini jadi pembenaran). Hohoho

Jika kita sudah memulai jangan sampai berhenti. Berabad-abad baru kita ingin menyelesaikan tulisan yang tak sampai 300 karakter itu. Ketika kita sudah memulai lagi biasanya kita sering terganggu dengan hal-hal lain. Listrik padam, paket habis, paketnya ada laptopnya rusak. dan belum lagi masalah lainnya. dan berhari-hari di biarkan terlantar. Sekalinya ingin menyelesaikan sebuah tulisan yang utuh, jadi bingung dengan alurnya, ya mau dimulai dari mana lagi.

Disini kita ngalamin sindrom pemuja rahasia, blognya cuma diperhatikan saja, cuma diliatin saja. Kan salah tu sebenarnya. harusnya sampaikan, tuliskan, bukan memperhatikan seharusnya perhatian, karna perhatian itu adalah sifat dasarnya memberi tak harap kembali bagai sang surya menyinari dunia.

Ada lagi, ini masalah yang paling krusial. sampai pada akhirnya kita niat banget merangkai kata..
ternyata ada tulisan yang mirip dengan ide yang akan kita tuliskan. kalau diumpamakan, kita bagaikan ditikung oleh waktu. masih enakkan ditikung teman. masih bisa marah-marah sama teman. Tapi kalau terjebak pada waktu, mau marah sama siapa? sama Tuhan. Enggak.

Sama kayak sebuah tulisan. Ketika tulisan kita di jiplak blogger lain trus dipencarian ratingnya tinggi.
ya kita mau komplen, bisa langsung sama blog yang bersangkutan. Tetapi kalau ada tulisan yang kita pikir ini sama seperti ide yang ingin kita tuliskan. baru nunjuk-nunjuk. itu ide gueh tu
ah gue telat. Mungkinkah dia yang nyuri ide kita. disitu kita mencoba tegar.

Sukanya cuma satu. Ketika tulisan kita diapresiasikan. Tulisan kita dikomentari, dan berbalas-balasan disitu hati kita seakan bertaburan bunga-bunga. ndak gitu juga~
Tapi kalau mau dapat koment yang banyak itu waktu kita konsultasi tugas akhir atau skripsi. Beh, itu bener2 dihayati, diresapi dan dinikmati setelah kita dinyatakan lulus pada sidang skripsi dan menagisi rasanya jadi pengangguran di negeri ini.

Satu lagi rasa sukanya yaitu kopdar dengan para blogger (twitter juga mikro blog). Kita akan berbagi mengenai suka duka merangkai kata. Gak mesti dicafe atau tempat kuliner lainya. Mungkin bisa di taman bacaan, perpustakaan atau di toko buku.

Adakah teman-teman punya cerita yang lain ketika suka dukanya merangkai kata. Kalau ada bisa tuliskan dikolom komentar.

Mungkin kalau ceritanya sama, kalian akan mengangguk-angguk sambil berseru syalala dudu dudu dudu~

Comments